Jakarta - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Suharjono mengatakan penyebab gempa bumi di Bogor yang berkekuatan 4,8 skala Richter pada Ahad dinihari, 9 September 2012, adalah pertemuan lempengan. Sumber gempa pada dasarnya berlokasi pada pertemuan lempengan.
"Dari pertemuan lempengan itu terjadi patahan lokal yang disebut patahan citarik,” kata Suharjono saat dihubungi Tempo, Senin, 10 September 2012.
Suharjono menjelaskan, pertemuan lempengan terjadi pada sebelah barat Sumatera dengan jarak 300 kilometer dari pantai di selatan Jawa. Sedangkan gempa tektoniknya, terjadi patahan lokal citarik. "Dampaknya setelah ada pertemuan lempengan dan ada dorongan terjadi patahan,” ujarnya.
Gempa di Sukabumi karena patahan citarik beraktivitas akibat adanya pertemuan lempengan. "Jadi sumber gempa ada pada pertemuan lempengan di 300 km tersebut,” kata Suharjono.
Ia membantah anggapan jika gempa di Bogor, yang mengguncang hingga ke Sukabumi, akibat adanya gempa di Filipina. Menurutnya, di wilayah Indonesia terdapat lempengan - lempengan yang berpotensi gempa. Dampaknya dalam patahan-patahan di Sumatera, dari Aceh sampai Lampung, patahan cimandiri di Lembang, dan wilayah Sulawesi memiliki patahan paling banyak.
"Konsekuensi pertemuan lempeng bisa berupa energi yang disebut gempa dan daerah - daerah vulkanik yang dipengaruhi tektonik," kata Suharjono.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 4,7 SR yang berpusat di Bogor Barat, mengguncang wilayah Sukabumi dan sekitarnya pada 9 September 2012. Selain ratusan rumah rusak, saluran air sepanjang 50 meter di Kampung Darmaga, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ambruk dan longsor.
Dari catatan Badan Meteologi, Klimatologi, dan Geofisika di situsnya, besaran gempa di Bogor itu 4,8 skala Richter. Pusat gempa berada di koordinat 6.80 LS dan 106.7 BT di sekitar 31 kilometer barat daya Kabupaten Bogor dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa dilaporkan terasa di Bogor dan Sukabumi dengan skala II MMI (Modified Mercally Intensity).
(Tempo.Co)
Advertisement | lanjutan artikel di bawahnya
0 comments:
Post a Comment