Peneliti dari Missouri University of Science and Technology, Amerika Serikat menyatakan bahwa data internet bisa mengindikasikan seseorang apakah dia sedang depresi atau tidak. Mereka akan lebih cenderung menggunakan internet secara "berbeda" jika dibandingkan dengan orang yang tidak depresi.
Dalam penelitian itu, para peneliti yang diketuai oleh Sriram Chellapan mengidentifikasi 9 rumusan dari penggunaan internet yang bisa mendeteksi depresi. Selain itu, peneliti mengumpulkan data dari sampel sebanyak 216 mahasiswa S1 di Missouri secara tidak mencolok dan secara anonim dengan tetap merahasiakan identitas para mahasiswa dengan menggunakan nama samaran, seperti yang dirilis UPI.com .
Chellapan berkata," Studi ini dipercaya menjadi yang pertama kali mendeteksi dengan menggunakan data internet secara langsung untuk menghubungkan penggunaan internet dengan tanda-tanda depresi". "Penelitian sebelumnya hanya mengandalkan survei yang mana kurang akurat menilai bagaimana orang menggunakan Internet", lanjutnya.
Studi ini menghasilkan penemuan bahwa siswa yang depresi itu lebih cenderung menggunakan internet secara "random" atau acak dan sering beralih ke berbagai situs, contohnya adalah dari chatting, kemudian ke permainan, kemudian facebook. Nah, keacakan dalam penggunan internet inilah yang mengindikasikan masalah atau kesulitan dalam konsentrasi, dan hal ini berhubungan dengan depresi. Dan berkat penelitiannya itu, hasil nya akan ditampilkan di majalah teknologi IEEE.
