Bandung (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, menyatakan proyek satelit Palapa adalah salah satu cerita sukses dari kolaborasi triple helix atau kerja sama antara akademisi, industri, dan pemerintah Indonesia.
Sebagai pembicara dalam seminar internasional ke-10 Triple Helix di Hotel Grand Panghegar, Bandung, Kamis, Musliar menuturkan cerita sukses itu dimulai ketika Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) era 1970an, Iskandar Alisjahbana, menyampaikan visi tentang Indonesia yang memiliki satelit untuk kebutuhan pembangunan dan pendidikan.
"Visi itu kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan menggandeng industri telekomunikasi dan elektronik," ujar Musliar.
Advertisement | lanjutan artikel di bawahnya
Atas kerja sama sinergis antara ITB, pemerintah, dan industri, tutur Musliar, Indonesia kemudian berhasil meluncurkan Satelit Palapa yang menjadi tonggak sejarah kebangkitan teknologi informasi di Tanah Air.
Dengan peluncuran Satelit Palapa pertama pada 1976, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara berkembang yang memiliki satelit pada masa itu.
"Jadi Indonesia sudah lama sekali menerapkan konsep triple helix yang kisah suksesnya adalah proyek Satelit Palapa," kata Musliar.
Meski demikian, Musliar mengakui kolaborasi yang baik antara dunia akademik, industri, dan pemerintah di Indonesia baru berjalan baik di beberapa perguruan tinggi yang telah mapan seperti ITB.
Menurut dia, kolaborasi tiga unsur itu sebagian besar hanya bersifat sementara di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Dunia akademik, lanjut dia, bisa mendapatkan keuntungan dari kolaborasi triple helix karena para mahasiswa dan peneliti bisa belajar langsung tentang tantangan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Sedangkan industri bisa mendapatkan keuntungan dari riset yang disediakan oleh pihak universitas dan pemerintah pada akhirnya mendapatkan keuntungan dari pembangunan ekonomi yang lebih pesat karena daya saing industri yang semakin meningkat, ujarnya.
Sementara itu, Seminar Internasional ke-10 Triple Helix yang dihadiri 400 peserta dari 34 negara merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17.
Dalam seminar tersebut, para peserta berdiskusi tentang aplikasi model triple helix yang merupakan kolaborasi akademisi, industri, dan pemerintah, untuk diimplementasikan di negara-negara berkembang.(D013)
(Antara)
0 comments:
Post a Comment