Showing posts with label Inovasi. Show all posts
Showing posts with label Inovasi. Show all posts

Tuesday, August 7, 2012

Penerbangan Pertama N-250, Inovasi Untuk Kemandirian Bangsa

http://img.antaranews.com/new/2012/08/thumb/20120807wawancara-menristek.jpgSepuluh Agustus, tujuh belas tahun yang lalu, ada sebuah peristiwa bersejarah yang menjadi penenda lahirnya karya teknologi anak bangsa di Kota Bandung, Jawa Barat.

Saat itu dicanangkan penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca, yang dibuat anak-anak bangsa.

Pesawat tersebut merupakan produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia.

Hal menarik dari pesawat Gatotkaca N-250 ini menggunakan teknologi fly by wire yang cukup canggih, dan belum pernah ada di kelasnya.






Kecepatan terbang Gatotkaca ini maksimal 610 km/jam (330 mil/jam).

Adapun kecepatan ekonomisnya 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turboprop 50 penumpang.

Ketinggian operasi 25 ribu kaki (7.620 meter) dengan daya jelajah 1.480 km.

IPTN yang didirikan pada 1976 telah membuat pesawat dan helicopter dengan lisensi dari perusahaan pesawat lainnya, yakni C-212 yang merupakan pesawat lisensi dari Casa Spanyol.

Kemudian ada NC-212 yang merupakan pengembangan dari pesawat tersebut.

IPTN terus memproduksi pesawat komersial lainnya yang lebih besar seperti CN-235 yang diberi nama Tetuko yang rancang bangunnya merupakan hasil kerja sama dengan Casa Spanyol.

Perlu diketahui pula pesawat produk dalam negeri ini telah mendapat sertifikat uji keselamatan dan keamanan penerbangan internasional.

BJ Habibie sebagai penggagas lahirnya industri pesawat terbang dalam negeri menyebutkan uji keselamatan dan keamanan penerbangan untuk pesawat-pesawat dari IPTN telah diakui internasional.

Artinya pesawat-pesawat tersebut diakui dunia internasional atas keamanan dan keselamatan penerbangan. Peristiwa bersejarah pada 10 Agustus 1995 tersebut awalnya ditujukan sebagai kado Ulang Tahun Emas Kemerdekaan Indonesia ke-50.

Namun dalam perjalanannya, respons politik dan dukungan masyarakat yang cukup besar maka 10 Agustus dijadikan sebagai tonggak penting perjalanan iptek bangsa Indonesia.

Presiden Republik Indonesia melalui Keppres Nomor 71 Tahun 1995 menetapkan 10 Agustus sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).

Kini Hari Kebangkitan Teknologi Nasional sudah memasuki usia 17 tahun. Era keemasan pada 1995 memang tidak lagi terulang di usia sweet seventeen ini.

Era ‘high tech’ yang pernah muncul di Bandung pada kala itu menjadi sejarah perjalanan iptek dan inovasi bangsa Indonesia.

Bahkan di dalam negeri, budaya iptek belum mengakar betul pada masyarakat. Akibatnya laju impor barang dari luar negeri luar biasa besar.

Namun akhirnya pemerintah pun menyadari bahwa budaya iptek dengan melahirkan inovasi-inovasi menjadi sangat penting untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kemandirian bangsa.

Seperti tema Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini, Inovasi Untuk Kemandirian Bangsa.

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek) Gusti Muhammad Hatta menanggapi tema tersebut sebagai gerakan positif untuk menumbuhkan budaya berinovasi serta menyukai dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Sudah dibuktikan negara-negara yang kaya akan inovasi merupakan negara-negara maju. Artinya inovasi-inovasi yang diciptakan masyarakat di sebuah negara mampu memberi kontribusi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya," kata Menegristek.

Pemerintah pun sudah mulai melakukan pemanfaatan inovasi yang lebih teringrasi untuk tujuan kemakmuran rakyat, mengatasi masalah kemiskinan, menciptakan pembangunan berkelanjutan dan pro lingkungan hidup.

Menegristek pun melihat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini sebagai momentum yang sangat tepat bagi bangsa Indonesia untuk melakukan refleksi atas apa yang pernah dilakukan anak-anak bangsa pada 1995, dan seharusnya terus dilanjutkan tradisi budaya berinovasi tersebut.

Apalagi sekarang ini pemerintah tengah menggaungkan program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan salah satu pilarnya adalah mendorong pengembangan SDM dan iptek yang sesuai kebutuhan peningkatan daya saing.

Disinilah budaya iptek dan berinovasi diharapkan bisa tumbuh. Sebab dalam MP3EI ini sangat diperlukan pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang terencana dan sistematis.

"Disinilah perlunya memasukkan program Kementerian Ristek berupa Sistem Inovasi Nasional dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi," terangnya.

Peringatan Hakteknas ke-17 yang dipusatkan di Kota Bandung, diharapkan menjadi era kebangkitan inovasi anak bangsa sebagaimana telah dirintis para pendahulunya pada 1995.

Terlebih pemerintah kini telah memberikan dorongan besar bagi masyarakat untuk menumbuhkan budaya berinovasi.

Dengan demikian peristiwa penerbangan pesawat Gatotkaca tidak akan berhenti pada 1995. Dalam beberapa tahun mendatang diharapkan bermunculan karya-karya inovasi anak bangsa.

Beberapa kegiatan di Kota Bandung yang akan meramaikan Peringatan Hakteknas ke-17 tahun ini Bandung, yaitu :

Pameran Ritech Expo dan Rangkaian Workshop Iptek pada tanggal 8-11 Agustus 2012 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung

International Triple Helix Conference X, 8-10 Agustus 2012 di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung

Peresmian Program Pisar Airbone Campaign, 8 Agustus 2012 di PT. Dirgantara Indonesia Bandung

Karnaval Kreativitas Iptek, 8 Agustus 2012 yang akan start dari Depan Kampus ITB, Jalan Ganesha dan akan menyusuri Jalan Dago, Dipati Ukur, Gedung Sate dan kembali finish di
Puncak Peringatan Hakteknas, 30 Agustus 2012, diselenggarakan di Gedung Merdeka Bandung dan akan dihadiri oleh Bapak Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie.

(Antara)

Friday, June 15, 2012

Ramah Lingkungan- rumput laut bisa jadi bungkus bumbu

Rumput laut (ANTARA/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti Indonesia terus mengembangkan produk-produk olahan dari rumput laut, dan yang terbaru adalah pengembangan rumput laut sebagai kemasan ramah lingkungan.

Saat ini peneliti dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2B-KP) telah berhasil mengembangkan kemasan ramah lingkungan untuk mi instan menggunakan ekstrak rumput laut berupa karaginan dan tapioka.

Kemasan bumbu di mi instan--makanan yang banyak dikonsumsi di Indonesia--selama ini memakai plastik. Bekas kemasan ini kemudian menjadi persoalan karena plastik tidak bisa didaur ulang secara cepat.

Kemasan bumbu mi instan dengan rumput laut temuan peneliti BBRP2B-KP ini berupa film, lembaran tipis transparan yang bisa dimakan.





Sebagai kemasan bumbu mi instan, seluruh kantung bumbu bisa langsung dicelupkan dan diseduh bersamaan dengan mi instan, sehingga penyajiannya pun lebih praktis, bersih, dan tidak mengubah citarasa.

Selain cocok digunakan sebagai kemasan bumbu mi instan, rumput laut juga potensial sebagai kemasan makanan ringan lainnya dan obat-obatan.(E012)