Showing posts with label Telkom. Show all posts
Showing posts with label Telkom. Show all posts

Friday, August 10, 2012

Inilah Langkah Telkom untuk Masalah Hilangnya Satelit

 Diluncurkan roket Rusia, kemungkinan satelit itu sudah tidak berguna

VIVAnews - PT Telkom Indonesia saat ini tengah mengambil langkah-langkah penanganan emergency dan urgency untuk menjamin pelayanan dan operasional telekomunikasi kepada pelanggan tidak terganggu.

"Sehubungan dengan hasil preliminary calculation dari pihak ISS Reshetnev maka Telkom juga menetapkan langkah-langkah kontingensi yang terkait dengan Telkom-3," kata Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Slamet Riyadi, dalam keterangan yang diterima VIVAnews, Jumat 10 Agustus 2012.






Slamet mengakui, Telkom sudah mendapatkan laporan dari pihak ISS Reshetnev bahwa Satelit Telkom-3 saat ini melayang di ketinggian maksimum 5.014 kilometer, masih jauh dari ketinggian orbit yang diharapkan yaitu 36.000 km. Dengan demikian kemungkinan besar satelit tersebut sama sekali tidak akan dapat dipergunakan.

Menurut Slamet, rencana kontingensi merupakan prosedur operasional baku di Telkom. Tidak terkecuali untuk transponder satelit. Untuk Satelit Telkom-3 langkah-langkah kontingensi sudah dilakukan sebelum satelit diluncurkan.

"Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sudah mendaftar, kami melakukan penyewaan satelit yang cakupannya kurang lebih sama dengan Satelit Telkom-3," jelasnya.

 Diasuransikan Penuh

Selain itu, dari sisi keuangan, menurut Slamet, peristiwa ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap Telkom. "Karena telah diasuransikan secara penuh," ujarnya.

Roket Proton-M yang membawa satelit Telkom, diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, pada Minggu 5 Agustus 2012, malam. Badan Ruang Angkasa Rusia, Roscosmos, menjelaskan kegagalan itu disebabkan oleh kerusakan fungsi pendorong Briz-M pada roket.

Mulanya, roket pendorong Briz-M bekerja sesuai jadwal. Namun, hanya menyala selama 7 menit. Padahal, untuk mendorong satelit hingga ke orbit, mesin itu harus menyala 18 menit.

Pejabat Roscosmos mengatakan pada tahap awal, pendorong berfungsi dengan baik. Namun, pada tahap selanjutnya, untuk dorongan terakhir satelit ke ruang angkasa, Briz-M mati sebelum waktunya. (ren)

© VIVA.co.id

Thursday, August 9, 2012

Inilah Sejarah Kegagalan Satelit Indonesia

 Sebelum Telkom-3, dua satelit Indonesia juga pernah gagal beroperasi.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/05/25/156333_spacex-yang-berisi-kapsul-dragon-diluncurkan_209_157.JPG
Peluncuran roket
Satelit Telkom-3 milik PT Telkom Indonesia yang dibawa oleh roket Proton-M, Rusia, gagal mencapai orbit. Hingga kini, keberadaan satelit itu belum diketahui keberadaannya.

Roket Proton-M diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, pada Minggu 5 Agustus 2012, malam. Selain Telkom-3, Proton-M juga membawa satelit milik Rusia, Express MD2.

Badan Ruang Angkasa Rusia, Roscosmos, menjelaskan kegagalan itu disebabkan oleh kerusakan fungsi pendorong Briz-M pada roket. Sebenarnya, pembakaran mesin pendorong Briz-M bekerja sesuai jadwal. Namun, hanya menyala selama 7 menit. Padahal, untuk mendorong satelit hingga ke orbit, mesin itu harus menyala 18 menit.

Pejabat Roscosmos, sebagaimana dilansir Red Orbit, mengatakan pada tahap awal, pendorong berfungsi dengan baik. Namun, pada tahap selanjutnya, untuk dorongan terakhir satelit ke ruang angkasa, Briz-M mati sebelum waktunya.





Kegagalan ini bukan yang pertama bagi satelit milik Indonesia. Sebelumnya, dua satelit Indonesia juga gagal beroperasi. Berikut catatan dari berbagai sumber:

1. Satelit Palapa B2

Satelit ini memiliki panjang 22 kaki 10 inci. Beratnya mencapai 1.525 pound. Dua panel sel surya pada satelit ini menghasilkan 1.100 watt daya listrik pada awal mengorbit.

Satelit ini generasi ke dua buatan Boeing Satellite Development Center. Satelit ini diluncurkan Februari 1984. Namun, gagal mencapai orbit geosynchronous karena adanya kerusakan roket.

Sattel Technologies (California) membeli satelit yang mengelilingi bumi pada orbit yang tak semestinya ini dari pihak asuransi. Kemudian membuat kontrak dengan NASA untuk mengambilnya.

Pencarian satelit B2 dimulai pada November 1984 dalam misi ruang angkasa STS-51A. Sattel juga membuat kontrak dengan Hughes Aircraft (produsen asli) dan McDonnell Douglas (penyedia layanan peluncuran) untuk membarui.

Kemudian, satelit ini diluncurkan kembali pada April 1990. Peluncuran sukses dan dibeli kembali oleh pemerintah Indonesia. Diberi nama Palapa B2-R.

2. Satelit Palapa C1

Satelit ini dibuat oleh perusahaan Boeing Satellite System di El Segundo, California. Diluncurkan pada 31 Januari 1996, dengan roket pendorong Atlas, dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral.

Satelit Palapa C1 direncanakan memiliki masa operasi selama 7 tahun. Menggantikan Satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113 derajat Bujur Timur. Namun, pada 24 November 1998, terjadi kegagalan pengisian baterai. Sehingga Satelit Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi. (eh)

 VIDEO: Rekaman Amatir Hilangnya Telkom-3

Pengamat satelit amatir di Kanada berhasil merekam Telkom-3.

Satelit Telkom-3 milik Telkom dikabarkan hilang akibat gagal mengorbit, setelah diluncurkan dari Cosmodrome Baikonur di Kazakhstan. Satelit ini hilang setelah terjadi kerusakan pada pendorong roket (booster) milik Proton-M di tahap pengoperasian Briz-M.

Proses pasca lepasnya Telkom-3 dan Ekspress-MD2 dari roket Proton-M pun terekam sebuah video. Adalah pengamat satelit amatir di Kanada, Kevin Fetter, yang merekam video lepasnya Telkom-3 dan Ekspress-MD2 dari Proton-M, sekitar pukul 04.08.

Dalam video terlihat empat benda bergerak di langit. Masing-masing terlihat sedang menarik benda lain, sehingga seperti ada dua kereta yang melintas. Kevin Fetter pun kemudian mengunggah video itu di situs video-sharing YouTube.

Empat benda itu diperkirakan merupakan dua satelit, Briz-M, dan Auvilliary Propellant Tank milik Briz-M. Keempatnya diduga melayang bebas setelah terjadi kegagalan pelepasan satelit.

Lihat videonya di :
http://us.video.news.viva.co.id/read/20373-video-amatir-rekam-satelit-hilang-telkom_1

Adapun kerusakan yang dialami Briz-M menyebabkan mesin utama roket pendorong yang siap mendorong dua satelit itu hanya berfungsi selama 7 detik. Padahal, seharusnya mesin diprogram berjalan selama 18 menit 5 detik.

Ini menyebabkan proses pelepasan dua satelit berlangsung lebih cepat dari yang direncanakan. Baca detail mengenai kerusakan itu di tautan ini. (eh)

 5 Bulan Lagi Satelit Telkom Masuk Atmosfer?

Saat ini ada empat obyek dengan orbit yang mirip peluncuran Proton-M.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/01/11/139583_phobos-grunt--satelit-milik-rusia-yang-rusak-di-orbit-bumi_209_157.jpgBagian dari Proton-M diperkirakan akan masuk atmosfer beberapa bulan ke depan

Roket milik Rusia Proton-M gagal membawa dua satelit, termasuk milik Telkom asal Indonesia, mencapai orbit. Bagian dari roket ini, Briz-M booster, diperkirakan tetap terbang di luar angkasa selama lima bulan.

Seorang sumber di industri roket Rusia mengatakan kepada Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, booster tersebut akan mendekati dan masuk ke lapisan atmosfer, setelah lima bulan 'mengambang' di angkasa raya.

Senin lalu, Rusia meluncurkan roket Proton-M dengan peluncur Briz-M. Roket ini membawa satelit Telkom-3 and the Express MD2 dari Baikonur Space Center, Kazakhstan. Tapi, peluncuran ini gagal menyusul malfungsi mesin.

Menurut Strategic Command Amerika Serikat, saat ini ada empat obyek dengan orbit yang mirip peluncuran Proton-M. Sumber RIA Novosti menduga keempat obyek itu adalah booster Briz-M, sebuah tangki tambahan, dan dua satelit yang dibawa Proton-M.

"Mereka terpisah, tapi sistem kontrol berfungsi," kata sumber tersebut sambil menambahkan bahwa sistem kontrol satelit sudah diaktifkan. "Mereka seharusnya merespons komando."

Akibat kegagalan ini, Badan Antariksa Rusia Roscosmos membekukan sementara waktu peluncuran Proton-M dengan Briz-M booster. Kedua satelit yang gagal dibawa tersebut sedianya akan melayani TV broadcast di Indonesia.

Satelit Telkom-3 dibangun perusahaan roket Rusia, Reshetnev, dengan peralatan telekomunikasi dari Thales Alenia Space. Sementara Express MD2 merupakan satelit kecil yang didesain oleh Khrunichev State Research and Production Space Center untuk Russian Satellite Communications Company (RSCC). Kedua satelit ini masuk asuransi Russian Ingosstrakh and Alfa Strakhovanie. (umi)

© VIVA.co.id

Wednesday, August 8, 2012

Telkom gelar kompetisi " mobile application "

http://img.antaranews.com/new/2012/06/thumb/20120628jellybean.jpgSurabaya (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menggelar kompetisi "mobile application" pada awal September 2012 untuk memberikan wadah bagi pembuat konten lokal mengembangkan kreativitas aplikasi berbasis Android.

Public Relations Telkom Area Jatim Ivone Handayani di Surabaya, Rabu, mengatakan, pengembang lokal di Indonesia semakin bertambah, seiring meningkatnya pengguna telepon pintar berbasis Android dan ketersediaan akses internet melalui wifi.

"Telkom berusaha mewadahi keberadaan pengembang konten piranti lunak dan memacu mereka agar lebih kreatif dalam menawarkan aplikasinya. Pembuatan konten aplikasi ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan," katanya.






Ivone menjelaskan, kompetisi akan dibagi dalam beberapa tahap, mulai masa pendaftaran aplikasi ke Flexi Market atau Telkom Store pada 2 September, dilanjutkan pengerjaan mobile apps (3-8 September).

Tahap finalisasi aplikasi hingga konten diunggah (upload) ke Flexi Market atau Telkom dilaksanakan pada 9 September.

"Aplikasi yang sudah masuk akan dinilai dan pemenangnya akan diumumkan melalui laman www.telkomstore.com. Sejauh ini respon dari kalangan pengembang aplikasi cukup bagus," ujarnya.

Ia berharap ajang kompetisi seperti ini dapat menarik minat para pengembang Android di Indonesia dan membuka kerja sama dalam memasarkan hasil karyanya dengan Telkom.

Saat ini, Telkom Jatim memiliki unit Research Development Center (RDC) sebagai wadah untuk mempertemukan provider penyedia akses Internet, perangkat (gadget) dan pengembang konten aplikasi saling berkolaborasi.

"Selain melalui Flexi Market, nantinya konten karya pengembang lokal juga dipasarkan untuk pelanggan Android Telkomsel, bahkan hingga ke pasar mancanegara. Target kami adalah menumbuhkan potensi konten lokal agar menjadi konten dominan," kata Ivone.

Aplikasi Android yang dikembangkan perusahaan raksasa Google, saat ini telah mendominasi pasar telepon seluler di dunia.

Mengutip data perusahaan riset Canalys, Ivone Handayani mengatakan, sebanyak 158,3 juta telepon pintar Android telah dipasarkan di seluruh dunia pada kuartal kedua 2012 atau sekitar 68,1 persen dari total telepon pintar.  (D010/I007)

(Antara)

Saturday, July 28, 2012

"Kabel Telepon Akan Diubah Jadi Fiber Optik"

 "Broadband segera masuk ke rumah-rumah."

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/06/24/160735_direktur-keuangan-telkom--honesti-basyir_209_157.jpg
Direktur Keuangan Telkom, Honesti Basyir
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong agar perusahaan milik pemerintah mulai merancang rencana bisnis lebih besar dengan go international. Tak terkecuali untuk BUMN besar seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).

Bersamaan dengan ambisi besar tersebut, Kementerian BUMN selaku wakil pemegang saham pemerintah, beberapa waktu lalu juga merombak susunan direksi Telkom. Dengan menyisakan dua wajah lama, direksi baru Telkom diharapkan bisa mendorong langkah ekspansi tersebut.

Direktur Keuangan PT Telkom yang baru, Honesti Basyir, mengatakan, perusahaan telah merancang berbagai strategi memacu pertumbuhan kinerja Telkom. Alumni Teknik Industri ITB ini juga mengatakan, Telkom berambisi menjadi perusahaan yang menghubungkan masyarakat di tanah air mulai dari ujung barat hingga timur Indonesia. Apa dan bagaimana strateginya? Berikut petikan wawancara Honesti di kantornya, pekan lalu.






Bagaimana kinerja Telkom hingga kini, sesuai target?

Sampai April, kami masih tumbuh 6 persen, targetnya 5-7 persen. Artinya masih inline. Sekitar 70 persen kontribusi dari bisnis seluler.

Bagaimana dengan bisnis fixed line?

Pertama, dimana-mana benchmark bisnis telepon fixed line menunjukkan penurunan. Yang bisa kami lakukan adalah menahan laju penurunan tak secepat industri yang berkisar 10-12 persen. Kami bisa tahan di level satu digit.

Kedua, bisnis ini kami revitalisasi menjadi broadband. Langkah konkretnya, seluruh jaringan telepon tetap kami modernisasi dari kabel tembaga menjadi fiber. Nanti jaringan telepon yang masuk ke rumah-rumah pelanggan sudah termasuk jaringan broadband. Jadi selain telepon bisa dipakai untuk data dan video.

Biaya mengganti kabel telepon menjadi fiber optik mahal?

Tidak ada biayanya, gratis. Jadi kami punya jaringan kabel telepon berisi tembaga. Ternyata kalau dijual malah hasilnya lebih mahal dibanding harga kabel optik.

Jadi itu kita tender berupa trade in trade out. Kami tak minta ganti tembaga tapi minta mereka menggantinya dengan fiber.  Program ini sementara untuk 10 kota besar. Tahun 2013 jaringan fiber optik sudah masuk ke rumah-rumah.

Artinya fixed line untuk kebutuhan suara tak dipakai lagi?

Tidak, nantinya truly broadband itu adalah fixed line. Selain itu, telepon rumah juga masih dianggap nilai tambah bagi sebuah rumah. Nanti kami jualan fasilitas jaringan broadband, telephony hanya fitur dari broadband kami.

Konten untuk mengisi jaringan broadband apakah disediakan juga oleh Telkom atau mencari dari luar?

Konsep kami itu aliansi. Tak ada satupun pemain di dunia yang bisa bermain sendiri. Kami adalah perusahaan yang basisnya di telekomunikasi. Harus diakui, kami bukan pemain di bidang aplikasi konten tapi kami harus membangun ekosistem itu untuk mengisinya.

Makanya kami membangun aliansi, mencari strategic partner terbaik untuk mengisi infrastruktur itu. Tapi tetap kita juga buat konten, misalnya Digital Music, kita kerjasama dengan SKT, perusahaan telekomunikasi Korea Selatan. Kita juga kerjasama dengan production house lokal.

Jika broadband makin menyebar tarif akan semakin murah?

Jika broadband sudah masuk ke rumah-rumah harga bandwidth dengan sendiri akan turun, itu sudah kelihatan. Kami sekarang ini berbicara sistem bundle jadi dalam satu produk bisa melayani berbagai fasilitas. Bagi perusahaan, itu akan lebih efisien

Bicara 5 tahun ke depan, kapitalisasi pasar Telkom Anda targetkan berapa?

Yang pasti kami tentunya ingin tumbuh, Kalau bicara naik berapa, banyak hal yang tak bisa kita kontrol. Pokoknya lebih baik dari yang sekarang. Kalau tidak kami tak akan dilirik investor. Kalau bisa menjamin ke mereka dengan perencanaan bisnis ke depan, mereka akan tetap bertahan sebagai investor kami.

Kontribusi pendapatan Telkom terbesar dari anak perusahaan. Telkom nanti akan menjadi  perusahan induk?

Secara de facto kami sudah menjadi holding tapi de jure belum. Tapi rencana kami ke depan, kami memang sedang membuat konsep holding Telkom. Yang penting bagaimana meningkatkan nilai sinergi di antara anak perusahaan. Kami punya aset mulai dari darat, udara dan laut. Silakan cari perusahaan di  Indonesia, ada yang mempunyai aset seperti Telkom?

Telkom sebagai Indonesia flag carrier, kami bangga. BUMN yang selama ini dinilai lambat, birokratis, kami bisa buktikan itu salah.

Pemerintah saat ini memiliki program MP3EI dimana salah satunya berbicara mengenai broadband. Telkom sendiri memiliki program Indonesia Digital Network (ID-Net) yang memiliki 3 kluster besar.

Pertama, ID-Access. Kami ganti semua jaringan dengan fiber. Kedua, ID-Ring, kami bangun backbone yang dibangun dari Indonesia barat sampai timur.  

Kalau kita pernah mendengar proyek Palapa Ring, tadinya dibuat konsorsium perusahaan telekomunikasi besar namun bubar. Akhirnya Telkom mengambil alih  semua. Kami yang akan bereskan. Tahun 2014-2015 semua daerah sudah tersambung dengan Palapa Ring. Ketiga, adalah ID-Convergence.

Apa keunggulan ID-Ring dari Malaysia?

Mereka itu kecil, tak punya ring sebesar Indonesia. Target kami, Telkom lebih besar dari Malaysia. Perusahaan telekomunikasi yang benar-benar merah putih itu Telkom.

Palapa Ring butuh belanja modal berapa?

Kami keluarkan dana Rp2,3 triliun sampai proyek itu selesai. Telkom tak ada masalah dengan uang.

Ada rencana bisnis besar yang disiapkan Telkom?

Dari sisi bisnis, kami mentransformasi dari satu portofolio telekomunikasi menjadi TIMES yaitu Telecommunication, IT Application, Media, Edutainment, dan Services. sebenarnya pertumbuhan Telkom ke depan itu adalah di empat huruf terakhir ini (IMES).

Perbedaan antara perusahaan yang bergerak di bidang telecommunication dan IMES itu sangat jauh. sebagai contoh, Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi valuasinya 4-5 kali nilai buku, padahal revenue Rp70 triliun. Perusahaan IT dihargai lebih tinggi dari telekomunikasi. Lihat saja Google, dia berbisnis diatas platform dari perusahaan telekomunikasi.

Untuk sektor media, kami sekarang revitalisasi plasa.com. Kami kerjasama dengan Microsoft dan kami buat plasa.com menjadi plasamsn.com. Sementara metranet yang bergerak di e-commerce dan kita dekatkan dengan e-bay untuk meleverage bisnis kita.

Mengapa Telkom akhirnya tak jadi membeli Pacnet?

Kadang begini, dalam jual beli perusahaan, Telkom ingin beli harganya 10 tapi perusahaan yang jual minta 100. Ekspektasi pembeli dan penjual harus sama. Kalau tidak sama ya tidak jadi.

Pengembangan jaringan kabel fiber optik ke depan akan seperti apa?

Untuk dalam negeri kami bangun sendiri, contohnya Palapa Ring. Jadi kalau ini selesai dibangun, mulai dari ujung barat hingga Irian itu akan menggunakan fiber. Tapi kondisi geografis kita sangat unik sehingga kita masih butuh satelit untuk mengcover daerah yang tak bisa dilalui jaringan kabel.  Pada bulan Juli ini kami juga akan meluncurkan Telkom 3.

Kementerian BUMN mendorong perusahaan pemerintah ekspansi bisnis ke luar negeri. Bagaimana dengan Telkom?

Kami punya perusahaan sendiri di Singapura dan Hong Kong. Walaupun perdebatan apakah Telkom main di domestik atau regional, tapi kalau menurut saya, pertumbuhan ICT di Indonesia itu tak terlalu tinggi, sementara perusahaan publik dituntut untuk selalu tumbuh. Makanya kami melihat pertumbuhan di luar negeri.

Untuk rencana akuisisi di Kamboja, ekspektasi pembeli dan penjual tak ketemu. Myanmar kami juga lirik karena dari sisi pasar lebih besar dari Kamboja. Myanmar itu populasi 8 juta dan penetrasi seluler baru 2 persen. Kami juga coba masuk ke Timor Leste dan fasilitas Telkom juga banyak yang berada di sana.

Dari sisi infrastruktur, kami juga kembangkan konsorsium. Misalnya jaringan telepon dari Indonesia, Thailand, dan Singapura kami bangun melalui konsorsium.

Penyertaan SingTel di Telkomsel apakah masih diperlukan?

Kami 65 dan SingTel 35 persen. Jadi tidak ada satu pihak yang melakukan sesuatu itu sendirian, untuk itu kita butuh partner. Pengalaman menunjukan SingTel merupakan partner terbaik.

Untuk berbisnis di Indonesia, tingkat risiko itu masih tinggi. Contoh paling gampang, Telkom dengan valuasi yang dihitung dan kenyataan di pasar saham  masih terdiskon 19 persen.

Kalau Telkom punya partner bagus, orang akan percaya. SingTel itu value untuk perusahaan, dan selama dia menunjukan komitmen untuk meningkatkan value, mengapa harus dipaksa keluar. Bisa saja suatu saat, Telkom meminta imbalan dari kemitraan yang ada di Indonesia dengan perusahaan yang dimiliki SingTel di luar negeri.

Dengan ada Telkom 3, apa yang akan diperoleh Indonesia?

Selama ini kami banyak bermain di C Band dan sekarang kami punya Q Band. Dari sisi penggunaan satelit ini mendukung broadband IT, broadcasting. Bisnis satelit itu masih bagus dan marginnya itu masih 30 persen.

Sekarang tema Telkom itu adalah Go Convergence karena platform kami sudah siap untuk itu. Pengguna tak perduli lagi perangkat apa yang dipakai untuk digunakan telekomunikasi.

Soal skema tarif SMS yang baru, bagaimana Telkom melihatnya?

Industri seluler di Indonesia ini sudah sampai pada satu titik dimana mereka menggunakan strategi paling terakhir, yaitu pricing. Padahal sebenarnya bisnis ini masih tumbuh. Tapi karena kebablasan dari sisi lisensi dimana saat ini ada 11 operator, akhirnya membuat operator baru harus mencari posisi yang kuat di pasar. Paling gampang untuk mencari pelanggan adalah banting harga. Inilah yang membuat industri tak sehat.

Industri ini tidak sehat dan pelanggan dididik untuk memperoleh gratis dan ini bisa memunculkan hal yang ilegal. Sebagai pemain paling besar, Telkom punya tanggung jawab untuk menyehatkan industri. Kami melihat pola gratis ini tak bagus.

Investasi di telekomunikasi itu dalam dolar dan pendapatan rupiah, kalau semua free dimana kami dapat pendapatan.

Kalau kami ingin membunuh industri ini gampang sekali, cash flow kami kuat. Kalau kami main banting harga, semua operator itu bisa mati. Tapi kan kami punya tanggungjawab caranya dengan menatanya dimulai dari SMS ini.

Itu pembelajaran, dan ini bisa membuat industri lebih sehat. Pasar ini idealnya oligopoli paling tidak 3-4 perusahaan. Nanti operator kecil akan didorong untuk merger.

Kalau saya mau membunuh operator lain, kami sudah lakukan 5 tahun yang lalu. Saat ini industri sudah tak sehat makanya kualitas sudah diabaikan.

Pelanggan total Telkom, fixed line dan seluler,  sudah mencapai sekitar 140 juta, dan tampaknya pertumbuhan pelanggan akan makin terbatas. Apa strategi Telkom?

Sebetulnya berdasarkan penetrasi, untuk SIM Card sudah 105 persen.  Yang penting sekarang adalah kualitas dan pelayanan. Bagi Telkom, 140 juta pelanggan itu seperti komunitas. Tantangan bagi Telkom adalah mengundang pelanggan untuk masuk ke komunitas itu dan di dalamnya kami jual layanan yang bisa dinikmati pelanggan. Jadi yang penting produktivitas dari pelanggan itu yang makin meningkat.

Sebagai lulusan Fakultas Teknik Industri ITB, bagaimana akhirnya bisa direktur keuangan?

Terus terang saya tak pernah bekerja di direktorat keuangan. Dari awal karier saya masuk Telkom, saya di planning. Dua tahun pertama di Telkom, saya bekerja di project telecomunication untuk modernisasi infrastruktur telkom. Ini merupakan bantuan dari Bank Dunia.

Selanjutnya saya masuk ke corporate planning, karier saya sebagian besar disini. Dua tahun terakhir, sebelum saya dilantik sebagai Direktur Keuangan Telkom, saya di business development yang khusus mengembangkan bisnis anorganik Telkom terutama yang berhubungan dengan restrukturisasi, akuisisi, dan lain-lain.

Jadi persentuhan pertama saya dengan keuangan itu dimulai di corporate planning. Saya melihat teknik industri itu komprehensif, kami belajar teknik, manusianya, psikologinya.

* Wawancara ini merupakan kerjasama dengan Ikatan Alumni Teknik Industri ITB.        

© VIVA.co.id