Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengembangkan pembuatan baterai sel kering (dry cell battery) berbahan material lumpur panas Sidoarjo atau lumpur Lapindo.
"Selama ini, lumpur Sidoarjo hanya dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk membuat genting, batu bata, dan lukisan," kata mahasiswa Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Unnes Aji Christian Bani Adam di Semarang, Jumat (3/8).
Ia mengakui bahwa meluapnya lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada 2006 memang menjadi tragedi memilukan, sebab banyak masyarakat kehilangan rumah dan harta benda karena tertimbun lumpur.
"Kami berpikir material lumpur sebanyak itu sia-sia kalau tidak dimanfaatkan. Setelah kami teliti, ternyata lumpur Sidoarjo memiliki kadar garam tinggi mencapai 40 persen dan kandungan berbagai logam," katanya.
Advertisement | lanjutan artikel di bawahnya
Aji bersama ketiga kawannya, yakni Umarudin (FMIPA), Oki Prisnawan (Fakultas Ekonomi), dan Yoga Pratama (Fakultas Ilmu Keolahragaan) hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk membuat satu buah baterai berkapasitas 1,5 volt dari lumpur Lapindo.
Saat ini mereka sudah memproduksi sebanyak 20 baterai yang akan dijual dengan harga Rp 3.000 per buah. Mereka juga menjual satu paket berisi empat baterai seharga Rp 10 ribu, dimana untuk setiap pembelian paket itu akan didonasikan satu kilogram beras bagi korban lumpur.
(Republika)
0 comments:
Post a Comment