Showing posts with label Mobil. Show all posts
Showing posts with label Mobil. Show all posts

Friday, September 28, 2012

Inilah Mobil Minibus Listrik Pertama di Indonesia


Minibus listrik ini diproyeksikan 70% lebih murah biaya perawatannya dibandingkan minibus yang memakai BBM.

Prototip bus listrik membawa rombongan berkeliling saat digelar Fun Drive Mobil Listrik Nasional di sela berlangsungnya Peluncuran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-17 di halaman Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (26/6)
Prototip bus listrik  (sumber: Antara)
Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan prototipe kendaraan menggunakan energi listrik dari batere lithium berkapasitas 17 penumpang yang dibangun oleh ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).





Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan minibus listrik dengan kecepatan maksimal 100 km per jam tersebut adalah mobil hasil riset yang siap digunakan untuk keperluan transportasi darat di perkotaan.

Gusti menambahkan meski belum diproduksi secara massal, Kementerian Ristek, LIPI dan sejumlah lembaga negara lainnya sedang berkoordinasi untuk mempersiapkan agar kendaraan ini bisa diproduksi secara massal.

Minibus ini diproyeksikan mampu menurunkan biaya operasional hingga lebih dari 50% dan menurunkan biaya perawatan kendaraan hingga 70% dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

"Nantinya, bus listrik ini bisa digunakan sebagai salah satu mobil yang tidak memiliki knalpot karena tidak menggunakan bahan bakar minyak dan oli mesin sehingga sangat efisien dan ramah lingkungan," ujar Hatta sesaat sebelum menaiki kendaraan tersebut untuk uji coba bersama Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rubi Rubiandini dan sejumlah pejabat kementerian lainnya.

Rute uji coba minibus listrik yang biaya penelitian dan pengembangannya menggunakan biaya Rp 1,5 miliar tersebut berangkat dari kantor Menristek di Jalan Thamrin dan memutar di dekat Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke kantor Menristek.

"Ini adalah tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia. Selama ini kita tahu mobil menggunakan bahan bakar minyak dan gas namun sekarang bisa pakai listrik," ujar Rubi kepada wartawan sesudah uji coba kendaraan tersebut.

Sementara Menhub Mangindaan memberikan masukan minibus tersebut harus memperbaiki kaca jendelanya agar bisa dibuka.

Rubi menambahkan sementara kendaraan ini diproyeksikan untuk angkutan kota di Jakarta karena tersedia akses listrik untuk mengisi ulang listrik di baterai yang digunakan untuk menghasilkan tenaga minibus ini.

Rubi menambahkan Kementerian ESDM akan mempersiapkan tempat-tempat pengisian listriknya, Kementerian Perindustrian akan memperbanyaknya melalui produksi setelah LIPI dan BPPT memperbaikinya, dan Kementerian Perhubungan akan menjadi pembeli pertama untuk kemudian digunakan sebagai sarana transportasi dalam kota.


 Prototipe Mobil Listrik Belum Akan Diproduksi Massal

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Riset dan Teknologi memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Selasa (26/6/2012). Peringatan Harteknas Ke-17 kali ini dimeriahkan dengan peluncuran prototipe mobil bertenaga listrik.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta menjelaskan, peluncuran mobil listrik ini adalah momentum perjalanan panjang dari kegigihan para ilmuwan, teknolog, peneliti, perekayasa, dan aktivis ilmu pengetahuan dan tekonologi yang berupaya meraih prestasi gemilang.

"Dari masa ke masa terus bermunculan prototipe teknologi yang telah dihasilkan SDM iptek kita," ujar Gusti kepada wartawan, Selasa (26/6/2012) di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Mobil listrik yang berbentuk minibus tersebut adalah hasil riset yang tergolong kendaraan on the road. "Kendaraan ini belum diproduksi secara massal. Kemenristek dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk merumuskan langkah senjutnya," tuturnya.

Ia menambahkan, beberapa tahun lalu sudah dihasilkan prototipe mobil listrik konversi (mobil biasa diganti dengan sistem penggerak listrik). Empat bulan lagi, pihak Kemenristek dan LIPI akan meluncurkan prototipe mobil hibrida eksekutif serta sedan listrik hibrida khusus untuk kendaraan dinas Menristek.


Wednesday, September 12, 2012

Setelah Motor, Giliran India Serbu Pasar Mobil Indonesia

Pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus tumbuh.

Pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus tumbuh, seiring terus meningkatnya jumlah kelas menengah. Itu sebabnya sejumlah perusahaan otomotif dunia bersemangat masuk ke negeri ini. Yang terbaru adalah Tata Motors, pabrik mobil yang berpusat di India.

Selasa, 11 September, perusahaan raksasa itu resmi masuk Indonesia. Jualan terbesarnya adalah mobil murah, Tata Nano, yang juga laris manis di negeri asalnya.

Direktur Eksekutif Tata Motors Limited, Ravindra Pisharody, memastikan Tata tak cuma memasarkan produk di Indonesia, tapi juga akan membangun pabrik yang akan memproduksi mobil-mobil untuk pasar Asia Tenggara.

Dia juga memastikan Indonesia akan menjadi basis produksi untuk kendaraan penumpang. Ini adalah pabrik kedua di Asia Tenggara. Sebelumnya, Tata telah membangun pabrik di Thailand pada 2007. Pabrik di negeri gajah itu bukan untuk kendaraan penumpang, melainkan kendaraan komersial.

Meski Tata akan membangun pabrik di Indonesia, jumlah nilai investasinya masih dirahasiakan. "Kami belum ada kepastian berapa yang akan kami tanamkan," kata dia di Jakarta, Selasa 11 September 2012.

Ravindra mengatakan bahwa pabrik di Indonesia akan lebih besar modalnya, karena skalanya juga lebih besar dari di Thailand. Ravindra memberi ilustrasi, Tata Motors menggelontorkan US$500 juta atau hampir Rp5 triliun untuk membangun pabrik yang bisa menghasilkan 500 unit per bulan. Tentunya, Indonesia akan lebih besar karena potensi mobil penumpang juga lebih besar.

Soal model mobil yang akan dibuat di Indonesia juga masih rahasia. Kajian produknya, kata Ravindra, belum selesai. Yang jelas, Tata pernah berkeinginan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil termurah di dunia, Tata Nano, untuk wilayah Asia Tenggara.

Presiden Direktur PT Tata Motors Indonesia, Biswadev Sengupta, mengatakan, perusahaan akan menggenjot pendirian 60 dealer dalam waktu tiga tahun. Dealer tersebut yang nantinya melayani masalah pembelian, servis, dan suku cadang.

Tata juga akan membuat 100 bengkel dan 300 toko suku cadang di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Papua dan Nusa Tenggara.

Pembukaan dealer ini adalah langkah awal memulai investasi mereka di Indonesia, selain pabrik. "Jika kami telah punya 10-15 dealer resmi di seluruh negeri, maka kami akan segera meluncurkan produk," katanya.

Mengapa Indonesia?

Potensi pasar yang besarlah yang membuat Tata Motors tertarik merambah Indonesia. Terlebih 60 persen penduduk berusia muda. Ini pasar potensial produk Tata. "Besarnya penduduk usia muda merupakan potensi dan kekuatan negeri ini," ujar Biswadev.

Selain itu, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Kehadiran Tata ke Indonesia juga dipengaruhi pasar otomotif Indonesia yang bangkit.

Pasar otomotif Indonesia yang saat ini dikuasai pabrikan Jepang tak menyurutkan minat Tata Motors untuk merebut hati masyarakat Indonesia di sektor otomotif. Tata Motors optimistis produknya akan disambut masyarakat.

Saat ini Jepang, Eropa, Korea Selatan, dan China mendominasi pasar otomotif Indonesia. Bahkan Jepang menjadi raja hampir menguasai semua merek mobil. “Kami tidak akan bersaing dengan produsen asal Jepang, karena kami baru memperkenalkan Tata Motors ke pasar Indonesia,” katanya.

Tak cuma Tata

Catatan The Economist, pertumbuhan sektor otomotif Indonesia sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan China. Meski tengah terjadi kesuraman ekonomi global, penjualan mobil meningkat 17 persen pada 2011 menjadi hampir 900.000 kendaraan baru, dan sebesar 11 persen year-on-year pada kuartal pertama 2012.

Sedangkan di China, salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik, penjualan mobil hanya tumbuh 2,6 persen pada 2011.





Pembelian kendaraan di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, setelah mengalahkan Thailand pada tahun lalu. "Ini negara yang pertumbuhannya cepat," tulis laman itu.

Para produsen mobil pun ramai-ramai mengembangkan pabrik besar-besaran. Toyota melalui Daihatsu menyiapkan pabrik mobil murah di Karawang, General Motors di Bekasi, Honda mobil di Karawang, BMW di Sunter, dan Nissan di Karawang. Selain itu, Honda motor juga mengembangkan pabrik di Karawang.

Sejak awal 2011, tulis The Economist lagi, tujuh perusahaan otomotif telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai US$2,2 miliar. Ini merupakan rekor investasi di bidang otomotif.

Nissan Motor Company Limited misalnya, pada Maret lalu mengumumkan akan menggelontorkan 33 miliar yen atau sekitar Rp4 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 100 ribu unit menjadi 250.000 unit pada 2014. Rencananya, pabrik di Karawang ini sebagian besar akan memproduksi mobil murah Datsun.

“Nissan datang membawa bisnis baru dan kendaraan baru di Indonesia,” kata CEO Nissan, Carlos Ghosn, saat bertemu Presiden SBY, 19 Maret. “Kami akan memperluas kemampuan produksi kami dan menawarkan line-up produk terbaru kami yang menarik di sini.”

Nissan percaya  total volume penjualan industri pada 2017 diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2010 yang sebagian besar didorong oleh program green car yang tengah digodok pemerintah.

Demikian juga dengan General Motors. Raksasa otomotif ini Agustus tahun lalu mengumumkan investasi pabrik baru di Bekasi US$150 juta. Pabrik seluas 11 hektar ini akan memproduksi 40.000 unit kendaraan per tahun dan membuka 800 lapangan kerja baru. Chevrolet Spin, mobil keluarga murah inilah yang akan diproduksi di pabrik Pondok Ungu.

Sedangkan Toyota Motor Corp melalui Daihatsu membenamkan Rp2,1 triliun untuk pembangunan pabrik di Karawang, Jawa Barat. Pabrik itu nantinya akan memproduksi mobil murah Daihatsu.

Tuesday, September 11, 2012

Indonesia Menjadi Basis penjualan Produk Mobil Termurah

“Riset kami menunjukkan ada peluang besar Tata Motors di Indonesia."

Slide 3
Mobil Murah Tata
Pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus tumbuh, seiring terus meningkatnya jumlah kelas menengah. Itu sebabnya sejumlah perusahaan otomotif dunia bersemangat masuk ke negeri ini. Yang terbaru adalah Tata Motors, pabrik mobil yang berpusat di India.

Hari ini perusahaan raksasa itu resmi masuk Indonesia. Jualan terbesarnya adalah mobil murah, yang juga laris manis di negeri asalnya.

Presiden Direktur PT Tata Motors Indonesia (TMI) Biswadev Sengupta mengatakan bahwa mereka akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan penjualan di kawasan Asia Tenggara. “Riset kami menunjukkan ada peluang besar bagi Tata Motors di Indonesia. Kebutuhan konsumen Indonesia mirip dengan kebutuhan di India, dan dunia,” kata Biswadev, saat peresmian di Thamrin Nine Ballroom, Plaza UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa 11 September 2012.





Berapa dana yang dibenamkan untuk membangun basis produski dan merebut pasar yang gemuk itu, belum bisa dilansir oleh perusahaan itu. Biswadev hanya menyampaikan," Nanti akan kami beritahu, setelah 6-7 bulan setelah pabrik terealisasi."

Sebagai langkah pertama, Tata Motors Indonesia akan hadir di acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS ) 2012 dengan memboyong 14 kendaraan penumpang dan komersial. Namun, lagi-lagi sang  presiden enggan menjawab pertanyaan yang dilontarkan awak media mengenai jenis mobil apa saja yang akan dihadirkan nanti di hajatan akbar itu.

Tuesday, September 4, 2012

Inilah Reaksi Kalau Ferarri, Porsche dan Lamborghini Jadi Taxi

Taxi Ferrari, Porsche dan Lamborghini Jadi Rebutan

Taxi disini bukanlah mobil taxi seperti yang kita jumpai sehari-hari, melainkan mobil-mobil sport mewah Eropa yang dijadikan taxi ini berada di balap Achilles Motorsport Festival (AMF) 2012 Seri 2.

Taxi Ride adalah ajang baru yang mewujudkan mimpi masyarakat untuk bisa mencicipi balap sekelas Ferrari, Porsche hingga Lamborghini.
Taxi Ride dalam ajang balap Achilles Motorsport Festival (AMF) 2012 Seri 2

achilles, achilles motorsport festival (amf) 2012, jakarta ban, mobil retro, sirkuit sentul, forza gt3, taxi ride, ferrari, porsche, lamborghini

Tidak kurang dari 70-an orang berkesempatan untuk bisa merasakan kecepatan laju dari mobil-mobil mewah tersebut.

"Untuk peserta Taxi Ride kita tampung melalui sosial media seperti facebook, twitter dan promo lainnya yang kita adakan," ungkap M. Zein Saleh, Senior Marketing Manager PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk.

Taxi Ride dalam ajang balap Achilles Motorsport Festival (AMF) 2012 Seri 2





achilles, achilles motorsport festival (amf) 2012, jakarta ban, mobil retro, sirkuit sentul, forza gt3, taxi ride, ferrari, porsche, lamborghini

"Pelaksanaan Taxi Ride kita bagi dalam dua heat, tadi heat satu sudah ada sekitar 25 peserta yang sudah kita ajak melintasi Sirkuit Sentul dan untuk heat dua ada sekitar 40 sampi 50-an peserta lagi," tambahnya.

Untuk lebih menjaga safety ketika membawa penumpang melintasi Sirkuit Sentul, maka pembalap senior seperti Uthan Sadikin, Renaldi Hutasoit, Jimmy Lukita dan Taufan Cahyo pun ditunjuk sebagai driver.

Taxi Ride dalam ajang balap Achilles Motorsport Festival (AMF) 2012 Seri 2

achilles, achilles motorsport festival (amf) 2012, jakarta ban, mobil retro, sirkuit sentul, forza gt3, taxi ride, ferrari, porsche, lamborghini

Taxi Ride sendiri bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi masyarakat umum untuk bisa merasakan berada langsung di dalam mobil-mobil balap seperti Ferrari, Porsche hingga Lamborghini yang mungkin bagi banyak kalangan mustahil untuk bisa merasakan mobil-mobil mewah tersebut.

Saturday, September 1, 2012

PT Pindad Akan Produksi Massal Motor Listrik

http://image.tempointeraktif.com/?id=134723&width=200Jakarta -PT Pindad Persero menyatakan produksi massal bagi motor listrik (mesin) bagi mobil listrik dilaksanakan tahun depan. "Harapan kami sekitar Oktober 2013,"ujar Direktur Utama Pindad, Adik Avianto, Sabtu, 1 September 2012.

Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perseroan disebabkan karena sebelum memproduksi massal dibutuhkan beberapa kali uji coba mesin. "Apalagi bahan baku komponennya masih impor, kami belum bisa memproduksi sendiri," ujarnya. Kini pihaknya masih mematangkan konsep sebelum memulai produksi massal.

Motor listrik berfungsi sebagai mesin penggerak mobil listrik yang terdiri dari baterai lithium dan magnet. Bahan baku magnet diimpor dari Cina dan lithiumnya berasal dari Amerika Serikat. Sekalipun bahan bakunya impor, motor liatrik diproduksi sendiri oleh Pindad.

Adik mengakui hambatan perusahaannya adalah importir Cina yang menolak menjual bahan baku magnet secara massal. "Mereka (importir) maunya menjual eceran, kami masih memikirkan solusi untuk ke depannya," ia mengatakan.





Pada awal Agustus lalu, uji coba dikakukan bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menggunakan prototip mobil buatan Pindad. Kata Adik, hal yang perlu dievaluasi adalah jenis baterai yang digunakan. Saat itu mesin masih menggunakan komponen aki lokal. Bobot baterai yang mencapai 289 kilogram, dinilai terlalu berat. Oleh karena itu diganti dengan lithium yang beratnya tak sampai 100 kilogram.

Uji coba berikutnya dilaksanakan pada 10 September mendatang. Namun dalam uji coba nanti, Pindad tidak turut mendampingi. "Kami hanya mengantarkan mesin beserta prototipnya ke kementerian," kata Adik.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menunjuk PT Pindad yang merupakan produsen alutsista itu untuk memproduksi motor listrik, pada Juni lalu. Perusahaan itu dinilai berhasil memproduksi generator listrik pada 1980-an.

(Tempo.Co)

Thursday, August 30, 2012

Inilah Bus Listrik Nasional Buatan Indonesia

Mobil listrik buatan nasional mengadakan fun drive pada peluncuran peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 17 di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2012). Mobil dengan kapasitas 17 orang ini mampu berjalan sejauh 150 kilometer dengan pengisian listrik 500 ampere.

Setelah sekian lama menjadi wacana, akhirnya Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan bus listrik nasional buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI pada 26 Juni 2012. Peluncuran bus listrik ini sekaligus menjadi penanda menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 yang diperingati setiap 10 Agustus.

Kehadiran bus listrik nasional ini semakin melengkapi beragam riset terkait mobil nasional. Sebelumnya sempat bergaung cukup kencang mobil rancangan para pelajar SMK di Kota Solo.

Ketua tim riset bus listrik, Abdul Hapid, menjelaskan, bus listrik tersebut mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km per jam. Untuk bisa melaju sampai kecepatan maksimal membutuhkan energi 53 kWh. Sumber tenaga bus listrik tersebut ialah baterai litium buatan Amerika sebanyak 100 buah yang bisa diset untuk energi sebesar 7.000 watt.

"Mobil ini mampu berjalan sejauh 150 km dengan sekali pengisian baterai 500 ampere," terang Abdul Hapid.

Bus tersebut diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen. Abdul menambahkan, prototipe minibus listrik nasional itu sebetulnya hanya salah satu rangkaian prototipe yang dihasilkan melalui proses pengembangan sejak 1997 lalu. Beberapa tahun sebelumnya juga telah dihasilkan prototipe mobil listrik Marlip dalam beragam tipe, prototipe mobil listrik konversi, dan mobil hybrid.





"Sekitar empat bulan lagi akan lahir lagi prototipe mobil hybrid eksekutif tujuh penumpang dengan desain table meeting dan sedan listrik untuk kendaraan dinas Menristek."

Kehadiran bus listrik ini membawa angin sejuk bagi industri otomotif dalam negeri yang ramah lingkungan. Bahkan pemerintah serius menargetkan pada lima tahun mendatang minibus listrik siap diproduksi massal.

"Prototipe sudah ada, market siap, teknologi juga siap. Targetnya lima tahun lagi sudah bisa diproduksi massal," jelas Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan Kementerian Riset dan Teknologi Hari Purwanto.

Berdasarkan riset, bus listrik tersebut cocok untuk sarana transportasi di Surabaya, Medan, dan Jakarta. Bus warna merah terang ini telah mencuri perhatian para pengusaha otomotif nasional.

"Sudah banyak industri yang menanyakan dan melirik potensi mobil listrik yang tidak tergantung BBM ini," imbuhnya.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang ikut melakukan uji coba minibus listrik keliling Monas mendukung penuh riset ramah lingkungan ini karena sudah saatnya industri otomotif tidak tergantung produk asing dan BBM.

"Minibus listrik ini upaya nyata mengurangi kebutuhan energi nasional, terutama BBM, sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menghemat energi," ujar Gusti.

Selain bus listrik, ada juga mobil listrik karya Dasep Ahmadi. Mobil rancangannya telah diuji coba oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan memuji mobil listrik karya Dasep Ahmadi ini cukup nyaman dikendarai.

Hadirnya bus listrik dan mobil listrik ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk membangun pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif berbasis green car. Lewat pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif alam dikembangkan tiga jenis mobil listrik, yaitu mobil minibus untuk angkutan umum, mobil untuk angkutan barang, dan mobil dalam kota (city car).

Mobil listrik nasional ini rencananya akan diproduksi 10.000 unit pada 2014. Sekaligus pemerintah akan menerbitkan peraturan pemerintah terkait insentif dan disinsentif yang bermanfaat ikut mendorong pengembangan mobil listrik nasional. Insentif yang diberikan seperti pembebasan pajak penjualan atas barang mewah, serta pembebasan bea masuk barang modal untuk komponen utama pengembangan mobil listrik seperti baterai.

Untuk mendukung rencana pemerintah, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membangun stasiun pengisian listrik umum (SPLU). Untuk tahap awal ini PLN akan menyediakan 10 SPLU yang tersebar di Kantor Kemeterian BUMN (2 unit), Kantor Kementerian ESDM, Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, PLN Bulungan Jakarta Selatan, PLN Mampang Jakarta Selatan, PLN Ciputat Tangerang, PLN Gambir Jakarta Pusat, dan PLN Tanjung Priok. Harga listrik dibanderol masuk nonsubsidi sekitar Rp 1.200 per kWh. Sedangkan harga jual mobil listrik diharapkan di bawah mobil pribadi sekitar Rp 50 juta hingga Rp 60 juta. 

(Kompas)

 Tahun 2014 Produksi Mobil Listrik Ditarget 10.000 Unit

JAKARTA--Pemerintah menargetkan mobil listrik bisa diproduksi secara massal dengan "road map" industri  pada 2014.

Untuk menjadi industri skala nasional pada 2014, akan diproduksi 10.000 unit mobil listrik.

"Saat ini, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Perindustrian tengah menggarap peta jalan atau `road map` industri mobil listrik nasional," kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Rabu.

Penggarapan industrialisasi mobil listrik, menurut Hidayat, memasuki tahap pengembangan teknologi. "Para pengembang, yang terdiri atas akademisi, industri, serta badan usaha milik negara sedang mempelajari beberapa desain mobil listrik di sejumlah negara," ujarnya.

Pengamat otomotif Suhari Sargo berpendapat mobil listrik sulit bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak karena belum memadainya infrastruktur penunjang.

"Dengan kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian listrik yang belum tersedia, mobil listrik bisa disejajarkan dengan kelas mobil dalam kota dengan harga di bawah Rp200 juta. Selain itu, pasar mobil di Indonesia masih dikuasai kendaraan berbahan bakar minyak," katanya.

Meski proyek nasional ini sudah terlihat, tutur Suhari, namun masih ada beberapa kendala yang berpotensi menghambat. "Selain belum ada rancangan baterai yang mumpuni, harga jual mobil listrik diperkirakan lebih mahal dibanding kendaraan sekelasnya," ujarnya.

Tuesday, August 28, 2012

Produksi Mobil Listrik sedang "Marak" di Indonesia


Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta Dasep Akhmadi, kreator mobil listrik, untuk memproduksi tiga unit mobil lagi.

"Ini merupakan penyempurnaan dari mobil listrik yang sudah diproduksi sebelumnya," ujarnya ketika menghadiri acara orientasi mahasiswa baru di Balairung Universitas Indonesia, Depok, pada Selasa, 28 Agustus 2012.

Model mobil listrik yang akan dibuat merupakan jenis city car yang pernah dikemudikannya, dari Depok menuju Kantor Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), pada Juli lalu. "Saya minta agar Pak Dasep membuat daftar ketidakpuasan dan kekurangan mobil yang sudah diproduksi, untuk bahan evaluasi," Dahlan mengatakan.





Dengan membuat daftar kekurangan tersebut, diharapkan dapat mendukung penyempurnaan kendaraan. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komponen mobil listrik. "Kami masih memperbaiki kesesuaian letak aki dan yang lainnya," ujar Dahlan.

Ia mengatakan, Kamis mendatang, dua prototipe mobil listrik dibawa ke Bandung untuk ikut serta memperingati Hari Teknologi. Prototipe yang dibawa adalah yang berjenis city car.

Dahlan menambahkan, salah satu dari tiga mobil yang akan diproduksi tersebut, akan dibelinya. "Yang satu punya saya," katanya singkat.

Monday, August 13, 2012

Pasar Mobil Murah Indonesia berpotensi Jadi Incaran Dunia

http://image.tempointeraktif.com/?id=103029&width=200Jakarta - Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Endro Nugroho memastikan pasar mobil murah Indonesia sangat besar dan menggiurkan. »Prospek penjualan mobil murah sangat bagus di sini,” kata Endrom, Sabtu, 11 Agustus 2012.

Menurut Endro, masyarakat Indonesia umumnya sangat menyukai sesuatu yang dijual murah, apalagi jika kualitasnya terjamin. »Masyarakat kita suka mobil murah,” kata Endro.

Karakteristik macam ini membuat pasar mobil murah Indonesia jadi incaran produsen otomotif dunia. Suzuki sendiri saat ini memiliki mobil murah dengan jenis Suzuki Alto. Tapi mobil ini belum masuk ke Indonesia. Endro menolak memastikan kapan Alto akan dijual di sini.

Kalau jadi dijual di Indonesia, Alto akan bersaing dengan sejumlah model lain dari produsen otomotif kelas dunia. Ada Honda Brio yang dijual dengan harga Rp 149 juta hingga Rp 170 juta, dan Chevrolet Spin.





(Tempo.Co)

Friday, August 3, 2012

Inilah Syaratnya Indonesia Agar Kembangkan Mobil Listrik?

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/menteri-koordinator-perekonomian-hatta-rajasa-kiri-bersama-menteri-bumn-_120723201543-366.jpgKomitmen kuat pemerintah dalam mendukung kehadiran mobil listrik nasional menjadi syarat utama keberlangsungan program mobil listrik yang menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Komitmen tersebut tak hanya dalam bentuk regulasi, kemudahan transfer teknologi atau insentif pada pengembangan produknya, namun juga dalam menciptakan pasar, khususnya pasar dalam negeri yang selama ini dikuasai para pabrikan dunia sehingga mampu menyerap produksi mobil listrik tersebut.

Bila tidak ada komitmen kuat pemerintah, maka dapat dipastikan masa depan mobil listrik nasional hanya sebatas wacana yang berakhir tragis.

Pandangan tersebut mengemuka sebagai salah satu kesimpulan dari Diskusi Terbatas Mobil Listrik: Strategi Hemat Energi?, yang digelar Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Selasa lalu di Kantor MITI, Serpong Tangerang. Hadir sebagai pembicara Dr. Mahfudz Al Huda (BPPT), Dr. Rohadi Awaludin (BATAN) dan Dr. Ir. Bambang Prihandoko, MT (LIPI). Sementara jalanya diskusi dipandu, Dr. Haznan Abimanyu dan Dr. Dwi Handoko dari MITI.

Dalam paparannya, Mahfudz Al Huda menyoroti industri mobil nasional yang dikembangkan banyak negara sangat tergantung kepada komitmen pemerintahnya. Dia menunjuk dua negara Korea dan Malaysia yang berhasil membangun industri mobil nasional dengan memproteksi pasar dari serbuan pabrikan dunia.

‘’Contoh nyata Malaysia. Saya yakin Proton tak akan bertahan hidup kalau tak ada dukungan kuat dari pemerintahnya, khususnya penciptaan pasar dalam negeri sehingga produksinya bisa terserap. Ini menjadi penting mengingat industri mobil adalah salah satu industri yang rentan terhadap berbagai persoalan, khususnya pasar. Sudah banyak pabrikan besar yang kini tinggal nama hanya karena ketidakmampuan menjual produknya,’’ paparnya seraya menunjuk bangkrutnya industri mobil dunia seperti SAAB Swedia atau Datsun Jepang.

Menurut Mahfudz, dalam mengembangkan industri mobil, khususnya mobil listrik pasar yang masih terbuka perlu diproteksi agar tidak menjadi pasar pabrikan besar yang sudah mengembangkan riset mobil listrik sebelumnya.

‘’Kalau pabrikan besar diberi kebebasan sudah pasti mobil listrik nasional bakal gulung tikar karena kalah segala-galanya,’’ katanya.

(Republika)

Friday, July 27, 2012

Kemenperin Kawal Perpajakan Mobil Listrik

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/05/29/1518402p.jpgMenteri Perindustrian MS Hidayat (Foto: KOMPAS.IMAGES/RODERICK A MOZES)

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Kementerian Perindustrian mendapat tugas untuk mengawal hal perpajakan mobil listrik. "Kami disini ditugasin ngawal tax fiscal-nya," sebut Hidayat, di sela-sela Sidang Kabinet Terbatas, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Dia mengatakan, mobil listrik sekarang ini masih berada dalam tahap awal.  Kementerian Perindustrian, kata dia, juga akan mengawal pembuatan mobil ini bila sudah masuk dalam skala industri. "Jadi masih diproses awal. Itu masih mengalami beberapa proses lagi," sambung Hidayat.

"Tahun 2014 menurut saya kalau mau di -ass product-nya," tandasnya.

Pemerintah akan mengembangkan mobil listrik menjadi mobil nasional. Tahun 2014 direncanakan sebanyak 10.000 unit akan diproduksi. "Kita akan jadikan mobil nasional. Kalau kita bicara mobil nasional ya diproduksi nasional, otaknya nasional, ototnya nasional," sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, di Jakarta, Senin (23/7/2012).

Hatta pun sudah mendapatkan laporan bahwa riset sejumlah universitas telah melakukan perkembangan yang berarti terkait dengan mobil listrik. Ia pun menyebutkan, mobil listrik yang dibuat oleh alumnus ITB Dasep Ahmadi sudah masuk ke level 7 dalam technology readyness level. Mobil tersebut pun siap masuk ke level 9.

"LIPI sudah produksi kendaraan listrik bus juga berbagai macam kendaraan-kendaraan city car model-modelnya yang sudah masuk kategori kalau dalam istilah Menristek itu skala 9, sempurna itu 9, kita berada di skala 7 sekarang untuk city car," papar Hatta.

Karena keyakinan itu maka Pemerintah pun memutuskan untuk segera membentuk Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif. Pusat ini akan melibatkan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan BUMN. Lalu, Pemerintah akan menyelesaikan semua Peraturan Pemerintah yang terkait dengan insentif dan disinsentif.

Tahun 2014, ia pun optimistis mobil listrik akan diproduksi sebanyak 10.000 unit. Ia yakin akan ada investor dan BUMN yang akan memberikan dukungan dalam memproduksi mobil ini secara massal. "Kalau itu (swasta) sih banyak begitu kita kasih kemudahan dan insentif," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, insentif kepada mobil listrik adalah bebas bea masuk dan PPn BM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) untuk, diantaranya mesin dan batere. "Pokoknya komponen utama maupun komponen penunjangnya," sebut Bambang.

Sumber : Kompas

Saturday, June 30, 2012

Mobil HEMAT: Mobil Berbahan Bakar Air dari Purworejo

Liputan6.com, Purworejo: Guru dan siswa SMKN 1 Purworejo, Jawa Tengah, mengembangkan air sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk menggerakkan kendaraan bermotor. Alat yang digunakan merupakan instrumen tambahan sistem pembentukan hidrogen. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja mesin dan menekan polutan gas buang.

Sistem ini terdiri dari dua buah reaktor. Satu reaktor merupakan pembangkit uap air dan pengendali panas yang menghasilkan uap air panas pada konsentrasi rendah hingga kerapatan ikatan senyawa air merenggang.

Uap air panas itu kemudian dipertemukan dengan gas hidrokarbon hasil dari reaktor karburasi. Gas ini memiliki sifat indotermal yang bereaksi dengan uap air pada kondisi panas dan memiliki konsentrasi rendah hingga terjadi reaksi kesetimbangan.





Alat ini telah diuji coba di kendaraan jenis Toyota Landcruiser. Hasilnya menunjukkan mobil yang biasanya menghabiskan satu liter solar untuk menempuh jarak empat kilometer, setelah menggunakan alat tersebut dapat meningkat jarak tempuhnya menjadi delapan kilometer.

Diharapkan penemuan ini akan mengurangi polusi udara dan dikembangkan bukan hanya untuk mobil, namun juga kendaraan roda dua.(ADO)


Thursday, June 28, 2012

Inilah Keuntungan Menggunakan Bus Listrik

Ini Lho Untungnya Pakai Bus Listrik
Hevina LIPI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meskipun harganya lebih mahal dari kendaraan biasa, mobil listrik memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah tidak perlu memakan banyak perawatan seperti mobil mesin bensin dan diesel.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengklaim bus listrik karya mereka, Hevina (Hybrid Electric Vehicle Indonesia), dapat menurunkan biaya operasional 50 persen dan menurunkan biaya perawatan 70 persen.

"Perawatannya (mobil listrik) nyaris tidak ada, tidak ada radiator, tidak perlu ganti air aki, tidak perlu ganti filter, pompa bahkan tidak perlu ganti oli mesin," kata Kepala Penelitian LIPI untuk bus listrik Abdul Hapid dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Jakarta kemarin.

Hebatnya, mobil atau bis listrik tidak pakai knalpot sehingga tidak mengeluarkan karbondioksida dan sangat ramah lingkungan.

"Bayangkan jika banjir atau jalanan tergenang air, anda tidak perlu khawatir air akan masuk ke knalpot mobil anda. Berbeda dengan mobil pada umumnya, jika knalpotnya kemasukan air dan masuk ke mesin, maka siap-siap turun mesin," katanya.

Bis listrik itu menggunakan 100 buah baterai lithium (LiFe Po4) 320 VDC/24 A dan dapat mencapai 147 Hp dengan kecepatan maksimal 5000 rpm, torsi 300 Nm sehingga mampu melaju dengan kecepatan 100 km/jam dan daya jelajah 100 km.

Mesin bus itu murni menggunakan tenaga listrik tapi sistemnya masih sama dengan Hybrid Vehicle, electric vehicle conversion.





Spesifikasinya, tipe Brushless DC motor, nominal voltage 320 VDC, peak power 147 HP/110 kW. Motor 5000 rpm, torsi 300 Nm, controller 280 - 380 VDC/ 600 A, baterai pack lithium, Charger input 220 VAC, output 320 VDC, peforma 100 km/h, 150 km/charge.

"Memang investasi awal mobil listrik itu sangatlah mahal tapi dapat menghemat bahan bakar dua kali lipat dari mobil pada umumnya," katanya.

Wednesday, June 27, 2012

Inilah alasan Mengapa mobil listrik itu mahal ?

Minibus Listrik LIPI-BPPT
Jakarta (ANTARA News) - Mobil listrik tidak murah karena baterai kendaraan itu sangat mahal.

"Kemenristek memiliki divisi khusus yang akan meneliti baterai seperti bagaimana batangan baterai dapat menyimpan tenaga lebih lama sehingga lebih efisien," kata Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia Gusti Muhammad Hatta. Dia mengemukakan hal itu saat peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Jakarta kemarin.

Dalam kesempatan itu, Kemenristek memamerkan bus nasional berbasis listrik buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Bus yang memiliki nama Hevina (Hybrid Electric Vehicle Indonesia) menggunakan 100 buah baterai lithium (LiFe Po4) 320 VDC/24 A dan dapat mencapai 147 Hp dengan kecepatan maksimal 5000 rpm, torsi 300 Nm sehingga mampu melaju dengan kecepatan 100 km/jam dan daya jelajah 100 km.

"Semua komponen bis ini asli lokal hanya baterai harus import dari Amerika Serikat," kata Kepala Penelitian LIPI untuk bis listrik Abdul Hapid.

Hapid mengatakan ada dua tipe baterai listrik yaitu baterai kering seperti lithium dan baterai basah. Perbedaanya, baterai basah memiliki harga lebih murah hanya tapi daya kekuatannya hanya sebentar dan daya tempuhnya tidak terlalu jauh.





Sebaliknya, baterai kering jauh lebih mahal dan daya jangkaunnya lebih jauh dan dapat bertahan lama. "Baterai basah yang memiliki berat 570 kg dijual sekitar 20 jutaan dan jarak tempuhnya sekitar 70 km," kata Hapid.

Dana Rp. 1.2 miliar yang dikucurkan Kemenristek untuk pembuatan bus listrik itu, harga baterainya memakan sepertiga atau 30 persen.(adm) 


Tuesday, June 26, 2012

Iptek Berperan Tingkatkan Daya Saing Bangsa

Jurnas.com | NEGARA-negara maju di dunia telah membuktikan, di tengah persaingan global, pembangunan ekonomi harus berbasis pada pengetahuan, terutama kekuatan dari inovasi anak bangsanya sendiri, bukan semata mengandalkan sumber daya alam. "Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) akan meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing dalam menghadapi dinamika global yang semakin cepat berubah," kata Kepala Sub Bagian Pers dan Media, Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Munawi Razak, kepada wartawan, dalam acara Launching and Fun Drive Mobil Listrik, di Jakarta, Selasa (26/6).

Atas dasar itu, Munawi menjelaskan, peran sentral Iptek sebagai alat yang strategis dalam pembangunan aspek dan kehidupan manusia dewasa ini menjadi tumpuan yang sangat diandalkan dalam daya saing bangsa dan peningkatan kesejahteraan. "Hal ini sejalan dengan tema yang diangkat oleh Kementerian Riset dan Teknologi pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) yang ke-17 dengan mengusung tema 'Inovasi untuk Kemandirian Bangsa," ujar Munawir.

Mobil Listrik yang diluncurkan BPPT tersebut Berbentuk bus dan akan membawa rombongan Menristek dan rombongan wartawan dari gedung BPPT menuju Monas dan kembali finis di BPPT.

Munawir menjelaskan, Bus Listrik yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI tersebut mampu membawa 15 orang penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km/jam. "Bus Listrik ini mampu berjalan sejauh 150 KM dengan sekali pengisian 500 ampere. Bus Listrik yang menggunakan baterai Lithium (LifeP04) diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen," ujar Munawir menjelaskan.


 Kemenristek & LIPI Kembangkan Bus Listrik

Headline
Bus Listrik
INILAH.COM, Jakarta - Kebutuhan untuk mencari bahan bakar pengganti minyak semakin mendesak. Pemerintah pun mencoba menjawab masalah tersebut dengan mengembangkan kendaraan bertenaga listrik.

Setelah melakukan riset sejak 1997 hingga 2012, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akhirnya berhasil menciptakan bus listrik asli buatan lokal.

"Pembuatan bus listrik ini dilakukan selama enam bulan dan menelan biaya Rp1,5 miliar," ungkap Abdul Hapid dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI di Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta, Selasa (26/6).

Menristek Gusti Muhammad Hatta menambahkan, pembuatan satu unit bus listrik ini memang mahal, namun jika sudah diproduksi masal, harga akan makin murah.





"Pada 2014, diharapkan kendaraan listrik ini sudah siap untuk produksi massal," katanya.

Sementara itu, Kepala Humas Kemenristek, Wawan Bayu mengungkap bahwa pengembangan bus listrik ini akan paralel dengan persiapan infrastruktur untuk 'SPBU' kendaraan listrik.

"Infrastruktur baru bisa dibangun setelah mobil siap diproduksi massal. Saat itu, mobil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah terlebih dahulu. Setelahnya pihak swasta pasti mulai terpancing mengeluarkan mobil listrik juga," katanya.

Menurut Wawan, pada Agustus mendatang, Kemenristek bersama LIPI juga berencana akan memperkenalkan sedan listrik.

"Untuk tahun depan, kami telah mencadangkan Rp 300 miliar untuk pengembangan," lanjutnya.

Bus listrik yang diberi nama Hevina ini menggunakan baterai lithium (lifePo4) yang memiliki masa pemakaian hingga 10 tahun. Untuk mengisi baterai dengan penuh, dibutuhkan 6-7 jam. Bus yang mampu membawa 15 penumpang ini memiliki kecepatan maksimal 100 km/jam serta mampu melaju sejauh 150 kilometer dengan sekali pengisian 500 ampere.

"Baterai yang digunakan ini mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50% dan menurunkan biaya perawatan hingga 70%," papar Abdul.[ikh]


Thursday, June 21, 2012

Mobil Listrik BPPT-LIPI Mampu Tempuh Ratusan Kilometer

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menciptakan mobil bermesin listrik, yang mampu menempuh jarak ratusan kilometer tanpa harus mengisi ulang energi listriknya, kata seorang ahli.

"Mobil ini sepenuhnya berpenggerak listrik, bukan hybrid. Kami sedang menguji untuk penggunaan di wilayah perkotaan," kata Prof. Dr. Agus Hoetman, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi, yang dijumpai di Silang Monas, Jakarta, Kamis saat memimpin stafnya menguji dua mobil listrik ciptaan BPPT-LIPI tersebut.

Agus Hoetman mengatakan, mobil berpenggerak mesin listrik ciptaan BPPT-LIPI ini sangat efisien untuk wilayah perkotaan yang berlalulintas padat dan jalan-jalannya macet.
Itu karena setiap kali mobil berhenti karena macet, maka mesin tidak akan menggunakan energi.

"Mobil ini hemat energi karena tak ada bagian-bagian mesinnya yang harus tetap bergerak meski berhenti, tak seperti mobil bermesin berbahan bakar bensin," kata Agus Hoetman.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya yakin akan tingginya tingkat efesiensi energi dari mobil-mobil listrik ciptaan BPPT-LIPI itu. BPPT-LIPI, jelas Agus akan mendukung keunggulan mobil-mobil listrik itu lewat penggunaan baterai yang juga buatan dalam negeri, sehingga nantinya akan bisa mendukung program penggunaan mobil-mobil listrik ini secara nasional.

Mengenai aspek kemampuan tempuhnya, menurut Staf Ahli Menristek itu, sampai saat ini mobil-mobil itu dirancang mampu menempuh jarak setidak-tidaknya 150km sampai harus mengisi batere kembali (re-charging). Namun saat uji coba di jalan tol Jakarta-Bandung jarak tempuhnya hampir bisa pulang pergi.

Mobil listrik yang sedang diuji di jalan-jalan Jakarta itu berjenis mini bus berwarna merah cerah berkapasitas 16 penumpang dan satu lainnya sebuah mobil Kijang tahun 1994.